Senin, 07 Desember 2009

Rendah Diri Pangkal Minder


Dulu saya pernah punya seorang staff, ia adalah seorang yang jujur, ulet, pantang menyerah, hasil kerjanya pun sangat baik, hampir tidak ditemukan masalah.. pokoknya tipe pekerja keras yang sempurna dah…
Dalam beberapa kesempatan, seperti dalam meeting atau hanya sekedar kumpul bareng rekan-rekan sejawat, saya perhatikan dia tampak membatasi diri, tampak malu-malu dan tidak percaya diri. Walhasil karena sikapnya tesebut, dia sering dijadikan bahan olok-olok rekan-rekannya, tanpa ada perlawanan sedikitpun. Kadang saya nilai rekan-rekannya tesebut sudah sangat keterlaluan.
Pada sebuah kesempatan saya memangil staff saya tersebut ke ruangan saya. Saya ajak dia ngobrol dengan santai, sesantai mungkin. Kemudian saya bertanya ke staff saya tersebut, kenapa dalam pergaulannya dengan rekan-rekan sejawat anda tampak sangat tidak percaya diri? Dan dia menjawab: “saya merasa malu, saya merasa memiliki banyak kekurangan dibanding dengan rekan-rekan lainnya”.
Ternyata setelah saya gali lebih dalam lagi, dia merasa kalau ia lebih bodoh, lebih pendek, bahkan lebih jelek dari rekan-rekan lainnya. Loh ko bisa? Padahal saya sebagai atasannya, bahkan rekan-rekan lainnya tidak memandang dia seperti itu. (Memang sih potongan teman saya itu agak bundar alias pendek dan buncit, ditambah lagi dengan potongan rambut mirip penyanyi dangdut Arafik atau raja rock n roll Elvis Presley…).
Mendengar penjelasannya tersebut, saya tersenyum sejenak, Kemudian saya Tanya ke dia, apa alasan istri anda saat ia setuju menikah dengan anda? (kebetulan dia sudah menikah), dia jawab: “Istri saya berpikir, kalo saya ini lelaki yang baik, bertanggung jawab dan taat terhadap agama.”
Kemudian saya Tanya lagi, apa syarat umum untuk diterima bekerja di sini? Lalu dia jawab: “Syaratnya berkompeten di bidangnya, jujur, ulet, bertanggung jawab dan menyukai tantangan…”
Dan anda sudah memenuhi persyaratan tersebut? Dia kembali menjawab: “iya pak, kalo tidak, saya pasti tidak akan diterima bekerja di sini.”
Lalu kalo istri anda beranggapan anda baik dan perusahaan ini menerima anda karena memenuhi persyaratan, kenapa anda beranggapan kalau diri anda itu rendah dan bodoh?
Akhirnya dia merenungi pertanyaan saya tersebut.
Beberapa hari kemudian saya perhatikan dia sudah mengalami banyak perubahan. Lebih aktif dalam bergaul, tampak percaya diri dan bahkan berani “membantai” rekan-rekan yang mengolok-oloknya. Bukan hanya itu, dalam forum-forum resmi seperti meeting, dia jauh lebih aktif dalam bertanya maupun mengemukakan pendapatnya.
Hingga suatu saat dia kembali menemui saya dan bekata :
“Terima kasih pa, bapak benar. Saya adalah orang yang memiliki banyak potensi, namun karena saya tidak percaya diri, hanya melihat diri saya dari sudut kekurangannya saja, maka semua potensi atau nilai-nilai positif dalam diri saya tertutup begitu saja. Akhirnya saya hanyalah menjadi orang yang minder dan kuper. Tapi sekarang dengan berpikir positif terhadap diri saya sendiri, saya bisa lebih percaya diri terhadap kemampuan yang saya miliki bahkan saya juga dapat berpandangan positif terhadap orang lain secara obyektif.” (YSG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar